Rabu, 02 Desember 2015

Pengertian dan Fungsi dari Kurikulum PAI di Sekolah

PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Fungsi dari Kurikulum PAI di Sekolah
Pengembangan kurikulum PAI adalah upaya yang dilakukan oleh staf sekolah untuk menjaga dan mempertahankan agar kurikulum PAI tetap berjalan sebagaimana mestinya. Staf sekolah yang dimaksud meliputi Kepala Sekolah, guru, tenaga bukan guru, dan lain-lain. Sedangkan kurikulum PAI yang dimaksud adalah kurikulum PAI potensial, yakni semua program pendidikan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Dengan demikian pengembangan kurikulum PAI seperti yang di jelaskan diatas tidak lain mengusahakan kurikulum PAI sesuai dengan program dan ketentuan yang telah ditetapkan (kurikulum PAI potensial). Adapun kendala dalam melaksanakan kurikulum PAI, misalnya kemampuan guru, terbatasnya fasilitas belajar, lemahnya pengelolaan sekolah, belum efektifnya pengembangan penyuluhan dan lain-lain.[1]

Sejalan dengan makna pengembangan diatas maka tujuan pengembangan kurikulum PAI adalah diperolehnya pelaksanaan kurikulum PAI yang mantap, serta memperkecil atau meniadakan kesenjangan antara apa yang harus dilaksanakan dengan apa yang dapat dilaksanakan. Contohnya, menurut ketentuan yang digariskan dalam kurikulum PAI satu semester sekurang-kurangnya terdiri atas 18 pertemuan tatap muka di kelas. Mengingat banyaknya hambatan, kenyataan hanya bisa dilakukan 12 pertemuan. Ini berarti ada kesenjangan 6 pertemuan. Kasus ini termasuk pelaksanaan kurikulum PAI tidak mantap. Pengembangan harus dilakukan, yakni menambah pertemuan tatap muka sebanyak 6 kali lagi sebelum diberikan ujian. Apabila dipaksakan memberikan ujian padahal baru 12 pertemuan dan materi belum selesai mengakibatkan kualitas siwa menjadi turun atau rendah, sebab mereka tidak mencapai apa yang seharusnya dicapai.[2]
Menjaga dan mempertahankan pelaksanaan kurikulum PAI agar sesuai dengan tuntutan dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum PAI potensial menjadi tugas dan tanggung jawab semua aparat pendidikan, seperti para pengawas, kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya. Namun demikian, upaya pengembangan kurikulum PAI serta kepala sekolah dengan guru ada perbedaan yang sesuai dengan posisi, peranan dan tugasnya masing-masing, sekalipun dalam hal-hal tertentu ada yang bersamaan. Oleh karena itu, ruang lingkup dan model-model pengembangan kurikulum PAI bagi para kepala sekolah dan bagi para guru harus diidentifikasi terlebih dahulu sebelum melakukan upaya pengembangan kurikulum PAI.[3]

B.     Ruang Lingkup dan Model-model Pengembangan Kurikulum PAI
Ruang lingkup dan model-model pengembangan kurikulum PAI di lembaga pendidikan atau sekolah mencakup semua komponen kurikulum PAI terutama yang mempengaruhi anak didik. Adanya peran dan posisi yang berbeda antara Kepala Sekolah den guru, maka ruang lingkup dan model-model pengembangan kurikulum PAI dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu pengembangan oleh Kepala Sekolah dan pengembangan oleh guru.[4]
1.      Lingkup dan Model-model Pengembangan Kurikulum PAI oleh Kepala Sekolah
Kepala Sekolah adalah penanggung jawab pelaksanaan kurikulum PAI di sekolah yang dipimpinnya. Selain itu Kepala Sekolah juga berperan sebagai koordinator pengembangan kurikulum PAI.
Lingkup dan model-model pengembangan PAI yang menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah antara lain:
a.       Pencapaian  tujuan lembaga pendidikan/sekolah
Arah pengembangan tujuan lembaga pendidikan telah ada dalam kurikulum PAI (apa yang seharusnya dicapai). Dengan melihat dan mengkaji hasil yang dicapai anak didik pada akhir tahun, dapat diketahui seberapa jauh pencapaian tujuan lembaga pendidikan/sekolah baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berapa banyak siswa yang mengalami kegagalan belajar pada akhir tahun, misalnya tidak naik kelas, atau naik dengan pertimbangan, berapa banyak siswa yang dapat menamatkan sekolahnya, ke sekolah mana mereka melanjutkan, berapa banyak yang diterima di sekolah negeri dengan prestasi nilai tinggi, itu semua dapat dijadikan ukuran keberhasilan sekolah yang dipimpinnya. Sebagai pelengkap keberhasilan tujuan lembaga pendidikan/sekolah, dapat pula dilihat prestasi-prestasi lain yang ditunjukkan oleh sekolahnya, misalnya dalam kegiatan kesenian, olah raga, pramuka dan kegiatan lainnya.[5]
b.      Efektifitas dan efesiensi strategi pelaksanaan kurikulum PAI
Ada 4 aspek utama yang harus mendapat perhatian Kepala Sekolah dalam pelaksanaan kurikulum PAI di sekolahnya, yaitu antara lain:
1)      Efektifitas dan efesiensi proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru,
2)      Efektifias dan efesiensi pelaksanaan pengembangan penyuluhan yang dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh pengembang/wali kelas, seperti penanganan kasus-kasus para siswa, bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar dan kesulitan pribadi, kelengkapan data pribadi siswa di sekolah, dan lain-lain,
3)      Pelaksanaan administrasi kelas oleh para guru, seperti program tahunan.
4)      Pelaksanaan penilaian, seperti penyusunan soal-soal, jadwal ulangan, hasil yang dicapai anak didik, remedial dan lain sebagainya.[6]
c.       Efektifitas dan efesiensi penggunaan sarana kurikuler
Sarana kurikuler mencakup sarana fisik, sarana pengajaran, sarana ketenagaan. Seperti halnya ruang kelas, buku pelajaran, tenaga guru harus di upayakan optimal agar menunjang pelaksanaan kurikulum PAI.[7]
d.      Menilai keberhasilan upaya pengembangan kurikulum PAI, yang dilaksanakan staf
Kepala Sekolah sebagai pengembang dan koordinator pengembangan kurikulum PAI berkewajiban menilai keberhasilan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum PAI yang dilakukan oleh guru dan staf sekolahnya.[8]
2.      Lingkup dan Model-model Pengembangan Kurikulum PAI oleh Para Guru
Ruang lingkup dan model-model pengembangan kurikulum PAI yang dilakukan oleh guru, mencakup:
a.      Pengembangan proses belajar mengajar atau hasil belajar,
Pengembangan proses belajar mengajar dilakukan oleh setiap guru. Aspek pengembangan mencakup penyusunan satuan pelajaran, pengadaan bahan-bahan pengajaran, strategi belajar mengajar, penilaian hasil belajar siswa, berdasarkan rambu-rambu yang ada dalam kurikulum PAI potensial.[9]
b.      Pelaksanaan pengembangan penyuluhan
Pengembangan ini menjadi tugas dan tanggung jawab guru pengembang. Aspek pengembangan mencakup penyusunan program BP, pengumpulan berbagai informasi, pendataan pribadi siswa, pengembangan informasi dan orientasi, penempatan penyaluran dan bantuan kesulitan belajar. Kriteria keberhasilan pengembangan dilihat dari berkembangnya kemampuan siswa secara optimal dan kemampuan siswa dalam mengatasi persoalan yang dihadapinya.[10]
c.       Pengembangan administrasi sekolah
Sebagai pengajar, guru berkewajiban melaksanakan tugas-tugas administrasi terutama berkenaan dengan administrasi pengajaran dan penilaian, administrasi kesiswaan.[11]
d.      Pengembangan pribadi
Pengembangan diri artinya upaya-upaya yang dilakukan guru itu sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas tugas profesinya.[12]

C.    Peran Guru dan Kepala Sekolah dalam Upaya Pengembangan Kurikulum PAI
Upaya pengembangan kurikulum PAI yang dilakukan guru bertujuan meningkatkan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa. Aspek pengembangannya mencakup proses belajar mengajar termasuk penilaian hasil belajar, pengembangan dan penyuluhan, administrai guru dan pengembangan profesi profesional guru itu sendiri.[13]
Beberapa upaya pengembangan kurikulum PAI yang bisa dilakukan oleh para guru di sekolah, antara lain:
1.      Pengembangan Proses belajar mengajar,
Proses belajar mengajar adalah operasionalisasi dari kurikulum PAI, khususnya garis-garis besar program pengajaran (GBPP) bidang studi tertentu. Upaya yang dilakukan supaya pelaksanan proses belajar mengajar sesuai dengan rambu yang ada dalam GBPP, adalah:[14]
a.       Menelaah GBPP
Dalam GBPP dikemukakan tujuan kurikuler, tujuan instruksional, pokok bahasan/sub pokok bahasan, bahasan pengajaran dari penyebaran pokok bahasan berdasarkan kelas/semester.
Telaahan Guru terhadap GBPP terutama untuk menetapkan:
1)      Berapa banyak pokok bahasan dalam satu semester sesuai dengan tujuan instruksionalnya,
2)      Materi apa yang harus dikuasai dan disiapkan guru, sesuai dengan isi pokok bahasan yang ada dalam GBPP,
3)      Jenis alat peraga dan sarana belajar yang diperlukan guna mengajarkan pokok bahasan tersebut,
4)      Pertanyaan-pertanyaan sebagai alat evaluasi materi/bahan pengajaran berdasarkan pokok bahasan tersebut.[15]
b.      Menyusun satuan pelajaran
Berdasarkan GBPP setiap guru sebaiknya menyusun satuan pelajaran untuk satu semester. Penyusunan satuan pelajaran secara menyeluruh untuk satu semester akan dapat menjamin kesinambungan tujuan, bahan kegiatan belajar dan penilaian.[16]
c.       Penyediaan sumber (alat) fasilitas belajar
Sumber-sumber belajar dalam proses pengajaran terdiri atas manusia, bahan tertulis, media dan alat peraga, dan pengalaman belajar siswa itu sendiri. Pendayagunaan sumber-sumber belajar secara efektif dan efisien akan menunjang berhasilnya proses dan hasil belajar.[17]
d.      Penilaian hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah satu ukuran dan keberhasilan proses belajar mengajar. Hasil tersebut nampak dalam perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman konsep, prinsip, hukum, dan lain sebagainya, serta sikap dan tingkah laku yang dinyatakan oleh para siswa setelah menempuh pengalaman belajarnya.[18]
2.      Pengembangan penyuluhan
Kegiatan pengembangan penyuluhan di sekolah ditangani oleh petugas pengembang atau wali kelas yang ditunjuk, bahkan juga bisa oleh guru bidang studi yang ada di sekolah. Tujuannya adalah membantu siswa agar siswa dapat memecahkan masalahnya sendiri, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran secara optimal.[19]
3.      Pengembangan administrasi guru
Ada tiga bidang kegiatan administrasi yang paling utama, yaitu administrasi pengajaran, peralatan dan kesiswaan. Kegiatan adminitrasi fungsinya untuk menunjang kelancaran dan ketertiban pelaksanaan kurikulum PAI di sekolah.[20]
Peranan Kepala Sekolah dalam pengembangan kurikulum PAI sangat menentukan keberhasilan penyelanggaraan pendidikan di sekolahnya. Bahkan dikatakan bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pendidikan dikatakan berjalan, apabila kurikulum PAI potensial dilaksanakan di sekolah oleh semua staf, dan siswa yang terlibat didalamnya.[21]
Dalam upaya pengembangan kurikulum PAI ada sejumlah tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah. Tugas dan tanggung jawab itu antara lain:
1.      Pengembangan Ketenagaan
Prioritas pengembangan di berikan kepada para pelaksana kurikulum PAI, yaitu tenaga guru, konselor, dan wali kelas. Upaya-upaya Kepala Sekolah dalam pengembangan antara lain:
a.       Mendorong dan memberi kesempatan kepada guru untuk menambah pengetahuan dan kemampuan profesionalnya,
b.      Menyediakan sumber-sumber belajar bagi guru,
c.       Menyelenggarakan diskusi bersama di kalangan para guru,
d.      Mengundang tenaga ahli untuk memberikan penjelasan dan pengarahan,
e.       Melaksanakan evaluasi dan pemantauan tugas guru.[22]
2.      Pengembangan Kesiswaan
Pengembangan kesiswaan ditujukan kepada pengembangan minat, bakat dan kreatifitas para siswa. Upaya yang dapat dilakukan, antara lain;
a.       Menyediakan sarana pengembangan kreatifitas,
b.      Membentuk kelompok-kelompok studi siswa,
c.       Menyediakan dan membentuk tim pengembang siswa,
d.      Menjalin kerjasama dengan pihak luar,
e.       Menyelenggarakan ceramah berkala bagi para siswa.[23]
3.      Pengembangan sistem pengajaran
Pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan yang dicapai para siswa. Prosedur yang di tempuh adalah  mencari dan mengembangkan model dan sistem pengajaran yang lebih produktif, efektif dan efisien dalam mengoptimalkan hasil belajar siswa.[24]
4.      Pengembangan sarana instruksional
Tujuan utama sarana instruksional di sekolah adalah efisiensi, efektivitas dan produktivitas belajar para siswa. Untuk itu Kepala Sekolah perlu melengkapi sarana instruksional, seperti perpustakaan sekolah, alat peraga, alat labolatorium, dan lain-lain. Pengadaan sarana instruksional dapat dilaksanakan dengan bekerjasama antara guru, siswa, staf sekolah, atau melalui usaha kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan. Misalnya kejasama dan minta bantuan dari penerbit, penulis buku instansi, dan lainnya.[25]
5.      Pengembangan lingkungan
Pengembangan lingkungan pendidikan bertujuan mengatur dan mengkondisikan lingkungan sekolah, agar dapat memberikan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan, aman, terib, bersih, rapih, estetis dan mendukung kekayaan sumber balajar. Pengembangan lingkungan bisa dipadukan dengan pengembangan kesiswaan. Artinya pelaksanaan pengembangan lingkungan sekolah yang dilakukan oleh para siswa seiring dengan kegiatan pengembangan kesiswaan. Misalnya kegiatan kelompok studi lingkungan melaksanakan pengembangan lingkungan sekolah, kelompok studi kepramukaan diminta menata kebersihan ruangan, dan lain sebagainya.[26]
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pengembangan kurikulum PAI adalah upaya yang dilakukan oleh staf sekolah untuk menjaga dan mempertahankan agar kurikulum PAI tetap berjalan sebagaimana mestinya.
2.      Ruang lingkup dan model-model pengembangan kurikulum PAI dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
a.       Lingkup dan model-model pengembangan kurikulum PAI oleh Kepala Sekolah,
b.      Lingkup dan model-model Pengembangan Kurikulum PAI oleh Para Guru.
3.      Peran guru dan kepala sekolah dalam upaya pengembangan kurikulum PAI
Beberapa upaya pengembangan kurikulum PAI yang bisa dilakukan oleh para guru di sekolah, antara lain:
a.       pengembangan proses belajar mengajar,
b.      Pengembangan penyuluhan,
c.       Pengembangan administrasi guru.
Dalam upaya pengembangan kurikulum PAI ada sejumlah tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah. Tugas dan tanggung jawab itu antara lain:
a.       Pengembangan ketenagaan,
b.      Pengembangan kesiswaan,
c.       Pengembangan sistem pengajaran,
d.      Pengembangan sarana instruksional,
e.       Pengembangan lingkungan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar