PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi dari Kurikulum
PAI di Sekolah
Pengembangan kurikulum PAI adalah
upaya yang dilakukan oleh staf sekolah untuk menjaga dan mempertahankan agar
kurikulum PAI tetap berjalan sebagaimana mestinya. Staf sekolah yang dimaksud
meliputi Kepala Sekolah, guru, tenaga bukan guru, dan lain-lain. Sedangkan
kurikulum PAI yang dimaksud adalah kurikulum PAI potensial, yakni semua program
pendidikan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Dengan demikian pengembangan
kurikulum PAI seperti yang di jelaskan diatas tidak lain mengusahakan kurikulum
PAI sesuai dengan program dan ketentuan yang telah ditetapkan (kurikulum PAI
potensial). Adapun kendala dalam melaksanakan kurikulum PAI, misalnya kemampuan
guru, terbatasnya fasilitas belajar, lemahnya pengelolaan sekolah, belum
efektifnya pengembangan penyuluhan dan lain-lain.[1]
Sejalan dengan makna pengembangan
diatas maka tujuan pengembangan kurikulum PAI adalah diperolehnya pelaksanaan
kurikulum PAI yang mantap, serta memperkecil atau meniadakan kesenjangan antara
apa yang harus dilaksanakan dengan apa yang dapat dilaksanakan. Contohnya,
menurut ketentuan yang digariskan dalam kurikulum PAI satu semester
sekurang-kurangnya terdiri atas 18 pertemuan tatap muka di kelas. Mengingat
banyaknya hambatan, kenyataan hanya bisa dilakukan 12 pertemuan. Ini berarti ada
kesenjangan 6 pertemuan. Kasus ini termasuk pelaksanaan kurikulum PAI tidak
mantap. Pengembangan harus dilakukan, yakni menambah pertemuan tatap muka
sebanyak 6 kali lagi sebelum diberikan ujian. Apabila dipaksakan memberikan
ujian padahal baru 12 pertemuan dan materi belum selesai mengakibatkan kualitas
siwa menjadi turun atau rendah, sebab mereka tidak mencapai apa yang seharusnya
dicapai.[2]
Menjaga dan mempertahankan
pelaksanaan kurikulum PAI agar sesuai dengan tuntutan dan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum PAI potensial menjadi tugas dan tanggung jawab semua
aparat pendidikan, seperti para pengawas, kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Namun demikian, upaya pengembangan kurikulum PAI serta
kepala sekolah dengan guru ada perbedaan yang sesuai dengan posisi, peranan dan
tugasnya masing-masing, sekalipun dalam hal-hal tertentu ada yang bersamaan.
Oleh karena itu, ruang lingkup dan model-model pengembangan kurikulum PAI bagi
para kepala sekolah dan bagi para guru harus diidentifikasi terlebih dahulu sebelum
melakukan upaya pengembangan kurikulum PAI.[3]
B. Ruang Lingkup dan Model-model Pengembangan
Kurikulum PAI
Ruang lingkup dan model-model pengembangan
kurikulum PAI di lembaga pendidikan atau sekolah mencakup semua komponen
kurikulum PAI terutama yang mempengaruhi anak didik. Adanya peran dan posisi
yang berbeda antara Kepala Sekolah den guru, maka ruang lingkup dan model-model
pengembangan kurikulum PAI dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu
pengembangan oleh Kepala Sekolah dan pengembangan oleh guru.[4]
1.
Lingkup
dan Model-model Pengembangan Kurikulum PAI oleh Kepala Sekolah
Kepala Sekolah adalah penanggung
jawab pelaksanaan kurikulum PAI di sekolah yang dipimpinnya. Selain itu Kepala
Sekolah juga berperan sebagai koordinator pengembangan kurikulum PAI.
Lingkup dan model-model pengembangan
PAI yang menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah antara lain:
a.
Pencapaian
tujuan lembaga pendidikan/sekolah
Arah pengembangan tujuan lembaga
pendidikan telah ada dalam kurikulum PAI (apa yang seharusnya dicapai). Dengan
melihat dan mengkaji hasil yang dicapai anak didik pada akhir tahun, dapat
diketahui seberapa jauh pencapaian tujuan lembaga pendidikan/sekolah baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Berapa banyak siswa yang mengalami kegagalan
belajar pada akhir tahun, misalnya tidak naik kelas, atau naik dengan
pertimbangan, berapa banyak siswa yang dapat menamatkan sekolahnya, ke sekolah
mana mereka melanjutkan, berapa banyak yang diterima di sekolah negeri dengan
prestasi nilai tinggi, itu semua dapat dijadikan ukuran keberhasilan sekolah
yang dipimpinnya. Sebagai pelengkap keberhasilan tujuan lembaga
pendidikan/sekolah, dapat pula dilihat prestasi-prestasi lain yang ditunjukkan
oleh sekolahnya, misalnya dalam kegiatan kesenian, olah raga, pramuka dan
kegiatan lainnya.[5]
b.
Efektifitas
dan efesiensi strategi pelaksanaan kurikulum PAI
Ada 4 aspek utama yang harus
mendapat perhatian Kepala Sekolah dalam pelaksanaan kurikulum PAI di
sekolahnya, yaitu antara lain:
1)
Efektifitas
dan efesiensi proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru,
2)
Efektifias
dan efesiensi pelaksanaan pengembangan penyuluhan yang dapat dilihat dari
banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh pengembang/wali kelas, seperti
penanganan kasus-kasus para siswa, bantuan kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar dan kesulitan pribadi, kelengkapan data pribadi siswa di
sekolah, dan lain-lain,
3)
Pelaksanaan
administrasi kelas oleh para guru, seperti program tahunan.
4)
Pelaksanaan
penilaian, seperti penyusunan soal-soal, jadwal ulangan, hasil yang dicapai
anak didik, remedial dan lain sebagainya.[6]
c.
Efektifitas
dan efesiensi penggunaan sarana kurikuler
Sarana kurikuler mencakup sarana
fisik, sarana pengajaran, sarana ketenagaan. Seperti halnya ruang kelas, buku
pelajaran, tenaga guru harus di upayakan optimal agar menunjang pelaksanaan
kurikulum PAI.[7]
d.
Menilai
keberhasilan upaya pengembangan kurikulum PAI, yang dilaksanakan staf
Kepala Sekolah sebagai pengembang
dan koordinator pengembangan kurikulum PAI berkewajiban menilai keberhasilan
pelaksanaan dan pengembangan kurikulum PAI yang dilakukan oleh guru dan staf
sekolahnya.[8]
2.
Lingkup
dan Model-model Pengembangan Kurikulum PAI oleh Para Guru
Ruang lingkup dan model-model
pengembangan kurikulum PAI yang dilakukan oleh guru, mencakup:
a. Pengembangan proses belajar mengajar atau hasil belajar,
Pengembangan proses belajar mengajar
dilakukan oleh setiap guru. Aspek pengembangan mencakup penyusunan satuan
pelajaran, pengadaan bahan-bahan pengajaran, strategi belajar mengajar,
penilaian hasil belajar siswa, berdasarkan rambu-rambu yang ada dalam kurikulum
PAI potensial.[9]
b.
Pelaksanaan
pengembangan penyuluhan
Pengembangan ini menjadi tugas dan
tanggung jawab guru pengembang. Aspek pengembangan mencakup penyusunan program
BP, pengumpulan berbagai informasi, pendataan pribadi siswa, pengembangan informasi
dan orientasi, penempatan penyaluran dan bantuan kesulitan belajar. Kriteria
keberhasilan pengembangan dilihat dari berkembangnya kemampuan siswa secara
optimal dan kemampuan siswa dalam mengatasi persoalan yang dihadapinya.[10]
c.
Pengembangan
administrasi sekolah
Sebagai pengajar, guru berkewajiban
melaksanakan tugas-tugas administrasi terutama berkenaan dengan administrasi
pengajaran dan penilaian, administrasi kesiswaan.[11]
d.
Pengembangan
pribadi
Pengembangan diri artinya
upaya-upaya yang dilakukan guru itu sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas
tugas profesinya.[12]
C. Peran Guru dan Kepala Sekolah dalam Upaya
Pengembangan Kurikulum PAI
Upaya pengembangan kurikulum PAI
yang dilakukan guru bertujuan meningkatkan kualitas proses pengajaran dan hasil
belajar yang dicapai siswa. Aspek pengembangannya mencakup proses belajar
mengajar termasuk penilaian hasil belajar, pengembangan dan penyuluhan,
administrai guru dan pengembangan profesi profesional guru itu sendiri.[13]
Beberapa
upaya pengembangan kurikulum PAI yang bisa dilakukan oleh para guru di sekolah,
antara lain:
1.
Pengembangan
Proses belajar mengajar,
Proses belajar mengajar adalah
operasionalisasi dari kurikulum PAI, khususnya garis-garis besar program
pengajaran (GBPP) bidang studi tertentu. Upaya yang dilakukan supaya pelaksanan
proses belajar mengajar sesuai dengan rambu yang ada dalam GBPP, adalah:[14]
a.
Menelaah GBPP
Dalam GBPP
dikemukakan tujuan kurikuler, tujuan instruksional, pokok bahasan/sub pokok
bahasan, bahasan pengajaran dari penyebaran pokok bahasan berdasarkan
kelas/semester.
Telaahan Guru terhadap GBPP terutama
untuk menetapkan:
1)
Berapa
banyak pokok bahasan dalam satu semester sesuai dengan tujuan instruksionalnya,
2)
Materi apa
yang harus dikuasai dan disiapkan guru, sesuai dengan isi pokok bahasan yang
ada dalam GBPP,
3)
Jenis alat
peraga dan sarana belajar yang diperlukan guna mengajarkan pokok bahasan tersebut,
4)
Pertanyaan-pertanyaan
sebagai alat evaluasi materi/bahan pengajaran berdasarkan pokok bahasan
tersebut.[15]
b.
Menyusun
satuan pelajaran
Berdasarkan GBPP setiap guru
sebaiknya menyusun satuan pelajaran untuk satu semester. Penyusunan satuan
pelajaran secara menyeluruh untuk satu semester akan dapat menjamin
kesinambungan tujuan, bahan kegiatan belajar dan penilaian.[16]
c.
Penyediaan
sumber (alat) fasilitas belajar
Sumber-sumber belajar dalam proses
pengajaran terdiri atas manusia, bahan tertulis, media dan alat peraga, dan
pengalaman belajar siswa itu sendiri. Pendayagunaan sumber-sumber belajar
secara efektif dan efisien akan menunjang berhasilnya proses dan hasil belajar.[17]
d.
Penilaian
hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh para
siswa dapat dijadikan salah satu ukuran dan keberhasilan proses belajar
mengajar. Hasil tersebut nampak dalam perubahan intelektual terutama mengenai
pemahaman konsep, prinsip, hukum, dan lain sebagainya, serta sikap dan tingkah
laku yang dinyatakan oleh para siswa setelah menempuh pengalaman belajarnya.[18]
2.
Pengembangan
penyuluhan
Kegiatan pengembangan penyuluhan di
sekolah ditangani oleh petugas pengembang atau wali kelas yang ditunjuk, bahkan
juga bisa oleh guru bidang studi yang ada di sekolah. Tujuannya adalah membantu
siswa agar siswa dapat memecahkan masalahnya sendiri, sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan dan pengajaran secara optimal.[19]
3.
Pengembangan
administrasi guru
Ada tiga bidang kegiatan
administrasi yang paling utama, yaitu administrasi pengajaran, peralatan dan
kesiswaan. Kegiatan adminitrasi fungsinya untuk menunjang kelancaran dan
ketertiban pelaksanaan kurikulum PAI di sekolah.[20]
Peranan Kepala Sekolah dalam
pengembangan kurikulum PAI sangat menentukan keberhasilan penyelanggaraan
pendidikan di sekolahnya. Bahkan dikatakan bertanggung jawab penuh terhadap
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pendidikan dikatakan berjalan, apabila
kurikulum PAI potensial dilaksanakan di sekolah oleh semua staf, dan siswa yang
terlibat didalamnya.[21]
Dalam
upaya pengembangan kurikulum PAI ada sejumlah tugas dan tanggung jawab Kepala
Sekolah. Tugas dan tanggung jawab itu antara lain:
1.
Pengembangan
Ketenagaan
Prioritas pengembangan di berikan
kepada para pelaksana kurikulum PAI, yaitu tenaga guru, konselor, dan wali
kelas. Upaya-upaya Kepala Sekolah dalam pengembangan antara lain:
a.
Mendorong
dan memberi kesempatan kepada guru untuk menambah pengetahuan dan kemampuan
profesionalnya,
b.
Menyediakan
sumber-sumber belajar bagi guru,
c.
Menyelenggarakan
diskusi bersama di kalangan para guru,
d.
Mengundang
tenaga ahli untuk memberikan penjelasan dan pengarahan,
e.
Melaksanakan
evaluasi dan pemantauan tugas guru.[22]
2.
Pengembangan
Kesiswaan
Pengembangan kesiswaan ditujukan
kepada pengembangan minat, bakat dan kreatifitas para siswa. Upaya yang dapat
dilakukan, antara lain;
a.
Menyediakan
sarana pengembangan kreatifitas,
b.
Membentuk
kelompok-kelompok studi siswa,
c.
Menyediakan
dan membentuk tim pengembang siswa,
d.
Menjalin
kerjasama dengan pihak luar,
e.
Menyelenggarakan
ceramah berkala bagi para siswa.[23]
3.
Pengembangan
sistem pengajaran
Pengembangan ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan yang dicapai para siswa.
Prosedur yang di tempuh adalah mencari dan mengembangkan model dan sistem
pengajaran yang lebih produktif, efektif dan efisien dalam mengoptimalkan hasil
belajar siswa.[24]
4.
Pengembangan
sarana instruksional
Tujuan utama sarana instruksional di
sekolah adalah efisiensi, efektivitas dan produktivitas belajar para siswa.
Untuk itu Kepala Sekolah perlu melengkapi sarana instruksional, seperti
perpustakaan sekolah, alat peraga, alat labolatorium, dan lain-lain. Pengadaan
sarana instruksional dapat dilaksanakan dengan bekerjasama antara guru, siswa,
staf sekolah, atau melalui usaha kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan.
Misalnya kejasama dan minta bantuan dari penerbit, penulis buku instansi, dan
lainnya.[25]
5.
Pengembangan
lingkungan
Pengembangan lingkungan pendidikan
bertujuan mengatur dan mengkondisikan lingkungan sekolah, agar dapat memberikan
suasana belajar yang kondusif, menyenangkan, aman, terib, bersih, rapih,
estetis dan mendukung kekayaan sumber balajar. Pengembangan lingkungan bisa
dipadukan dengan pengembangan kesiswaan. Artinya pelaksanaan pengembangan
lingkungan sekolah yang dilakukan oleh para siswa seiring dengan kegiatan pengembangan
kesiswaan. Misalnya kegiatan kelompok studi lingkungan melaksanakan
pengembangan lingkungan sekolah, kelompok studi kepramukaan diminta menata
kebersihan ruangan, dan lain sebagainya.[26]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pengembangan
kurikulum PAI adalah upaya yang dilakukan oleh staf sekolah untuk menjaga dan
mempertahankan agar kurikulum PAI tetap berjalan sebagaimana mestinya.
2.
Ruang
lingkup dan model-model pengembangan kurikulum PAI dapat dibedakan menjadi 2
kategori, yaitu:
a.
Lingkup dan
model-model pengembangan kurikulum PAI oleh Kepala Sekolah,
b.
Lingkup
dan model-model Pengembangan Kurikulum PAI oleh Para Guru.
3.
Peran guru
dan kepala sekolah dalam upaya pengembangan kurikulum PAI
Beberapa upaya pengembangan
kurikulum PAI yang bisa dilakukan oleh para guru di sekolah, antara lain:
a.
pengembangan
proses belajar mengajar,
b.
Pengembangan
penyuluhan,
c.
Pengembangan
administrasi guru.
Dalam upaya pengembangan kurikulum
PAI ada sejumlah tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah. Tugas dan tanggung
jawab itu antara lain:
a.
Pengembangan
ketenagaan,
b.
Pengembangan
kesiswaan,
c.
Pengembangan
sistem pengajaran,
d.
Pengembangan
sarana instruksional,
e.
Pengembangan
lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar